Wednesday, July 16, 2014

Photography Day!

My pic for my biz: Lil' Precious Things, was taken at Mercu Buana Studio








Well, actually I don't really like photography or even just taking a photo of something, but I have to take some because of my assignment in photography class on my campus. So, I go to my old friend, Lesta and Juan Eko for helping me doing this task. And this is the result, Hoho..

Cookies and Milk... nyumm

Ready for Breakfast? :)


Let's Bake The Cookies


Behind The Scene: My bestie, Lesta was styling da food.. Hoho...

I learn much things when I doing this job, one of them is that for taking a good picture, no need expensive tools or props. You just have to use your creativity intuition for mix and match the props. For the lighting, I didn't use photography lamp, but only two flash, one is covered by soft box, and the other covered by beauty dish with honeycomb grid. For the props, we just use the stuff around us and try to mix and match it.

Lemon Tea. Styling by: Juan Eko

Thursday, July 10, 2014

Cerita Pemilu 2014 versi @utetika

Berusaha mencari angle agar jari ga keliatan gendut tapi....

Well, belum pernah rasanya merasakan pemilu yang seantusias, seemosional, sedrama, sekeren tahun ini. Tahun ini memang merupakan tahun pertama saya dalam mengikuti pemilu dan rasa-rasanya saya pun ikut antusias untuk berpartisipasi di dalamnya. Sebelumnya tidak pernah terpikir oleh saya bahwa saya (akhirnya) memposting tulisan yang berbau politik mengingat saya ini termasuk orang yang buta politik dan sejarah he he.... Akan tetapi rasa-rasanya kurang afdol kalau saya tidak ikut meramaikan sejarah baru Indonesia dalam pemilu di tahun ini. Pemilu paling seru dan penuh drama versi @utetika.

Bagian yang menarik dari pemilu tahun ini adalah banyaknya antusias anak muda yang mulai mencari tau dan belajar sedikit tentang politik dan sejarah, mempelajari latar belakang kedua calon presiden dan prestasinya di dunia politik. Padahal jaman dulu, golput menjadi trend masyarakat Indonesia, anak muda pun juga tidak terlalu antusias terhadap capres yang akan mengikuti pemilu pada saat itu. Mereka seakan hopeless dengan para tokoh politik yang mewarnai kursi pemerintahan Indonesia, berpikir bahwa isi dari pemerintahan yaaaa itu itu aja..... korupsi lagi, tidur saat rapat lagi, dll dll.

Namun kali ini berbeda karena munculnya sesosok tokoh baru dalam dunia politik Indonesia. Sesosok orang yang sederhana tapi sangat dicintai rakyatnya, Jokowi. Beberapa saat sebelum hari pencoblosan saya sempat mengunjungi restoran Solo di daerah Jeruk Purut, saya melihat seluruh karyawannya mengenakan kaos bergambar Jokowi dengan tulisan yang menghimbau untuk memilih Jokowi. Unik! itu yang ada di pikiran saya. Karena yang biasanya saya lihat adalah sekumpulan orang berbondong-bondong menggunakan angkutan umum yang disewa atau truk sambil mengenakan atribut partai dan membawa sejumlah bendera / poster / material kampanye lainnya untuk menunjukkan dukungan mereka pada capresnya.

Sesungguhnya sejak jaman pemilihan gubernur keunikan dan kreatifitas Jokowi sudah mulai tampak (walaupun pada saat itu saya tidak memilih Jokowi, hehe). Hal ini terlihat dari caranya kampanye dan membrandingkan dirinya dengan kemeja kotak-kotaknya yang khas. Saya memang bukan orang yang merasakan langsung perubahan Jakarta akibat naiknya Jokowi menjadi gubernur, tapi saya punya dua kesan baik saat beliau menjabat menjadi gubernur, yaitu bus trans Jakarta yang mendadak kece untuk koridor Blok M - Kota dan pesta rakyat saat tahun baru 2013 yang meriah dan asik. :)

Hadirnya sosok Jokowi dalam dunia perpolitikan Indonesia seakan memberikan angin segar dan harapan baru akan perubahan baik bagi Indonesia. Bukan bermaksud berlebihan dalam memuji beliau, namun saya sudah mencari info tentang sejumlah prestasinya dan caranya mendengarkan rakyat. Memang seharusnya pemimpin itu langsung terjun ke lapangan supaya mengetahui situasi yang terjadi di lapangannya.

Lalu bagaimana dengan isu pencitraan beliau dan tanggung jawabnya dalam memimpin Jakarta? Well, menurut saya pribadi yang namanya pemimpin itu yaaa emang harus turun langsung ke lapangan. Mungkin untuk pemimpin di pemerintahan Indonesia sudah terbiasa dengan budaya suruh menyuruh jadi terlihat aneh saat terdapat sesosok pemimpin yang turun langsung ke lapangan untuk melihat tempat kerjanya. Sederhananya gini deh, kalau kalian jadi manajer di suatu perusahaan, pasti kalian akan mendapatkan tugas berupa kunjungan ke lapangan untuk mengecek langsung kondisi di sana kan? *waktu saya jadi supervisor dan leader sih gitu... hehe... Jadi sebenernya apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi yaaaa emang udah kewajiban, aneh juga kalau dibilang pencitraan karena seharusnya semua pemimpin melakukan hal yang sama, bukan duduk duduk manis di kursinya menikmati gajinya untuk foya-foya sendiri.

Mengenai tanggung jawabnya yang belum selesai dengan Jakarta, saya yakin deh kalo kita sedang berada di suatu perusahaan sebagai staff, lalu kemudian tiba-tiba mendapat promosi sebagai manajer, bakal nolak ga? walau kontrak sebagai staff masih 2 tahun lagi? engga kan? karena apa? karena emang kita harus GO FOR EXTRA MILES kan? emang mau selamanya jadi staff? dan masalah tanggung jawab di jabatan lama, masak iya perusahaan ga menyiapkan pengganti kita untuk melanjutkan tanggung jawab itu? Toh jika Jokowi menjadi presiden pun, Jakarta juga akan tetap jadi concern utamanya, lha wong pusat pemerintahannya masih di Jakarta kok, belum pindah Kemana mana :P.

Dan mengenai haters?
Guys,, pleaseeeee... ga ada public figure yang ga punya haters. Bahkan saat saya menjadi supervisor pun haters saya banyak. Karena saat itu usia saya masih 18 tahun dan harus memimpin orang-orang yang usianya jauh di atas saya, mereka selalu mencemooh saya dan mengecap saya sebagai orang tau. So, sampai kapanpun kita emang ga akan bisa menyenangkan semua orang yang ada di sini.

Di sisi lain ada kubu Pak Prabowo yang tidak kalah kuatnya. Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas soal tragedi 1998 atau bocor bocor bla bla bla karena saya tidak merasa berhak untuk menjudge dan juga tidak memiliki kapabilitas untuk membahas persoalan tersebut. Setiap capres memiliki sisi positif dan negatif tergantung dari kaca mata mana kita melihatnya. Namun yang unik dari kubu Pak Prabowo adalah betapa antusiasnya dan kuatnya pendukung beliau. Well, beliau juga memiliki sejumlah prestasi dan eksistensinya di dunia politik pun jauh lebih senior daripada Pak Jokowi. Walaupun terkadang saya sebal dengan pendukungnya yang fanatik tapi di situlah seni dari pemilu tahun ini, penuh emosi dan drama :).

Visi misi beliau juga bagus dan mantep, cara beliau menyampaikan sesuatu selalu terlihat tegas. Namun sebenarnya tegas saja tidak cukup, perlu aksi yang besar untuk membawa Indonesia menuju perubahan yang lebih baik. Remember, action speaks LOUDER than words. :)
Semoga saja jika memang beliau yang terpilih beliau dapat menepati semua visi misi yang sudah beliau nyatakan tersebut *pemimpin itu harus walk the talk bukan? :)

Now, Indonesia still counting of voting result, entah siapa yang menjadi presidennya, harapan saya semoga saja Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi dari yang sekarang dan semoga pemilu ke depannya tetap memiliki antusias dan emosi yang sama (atau bahkan lebih) dari tahun ini. :)
Amien.


Candid by my lovely father :P

Nyoblosnya bareng my lovely mom